❤ Good Morning ◕‿◕ Afternoon ❤ Evening ღ Night ◕‿◕
hallo... aku mau share fanfiction Im Jae Bum a.k.a JB JJ Project a.k.a Jaeboungi
a.k.a Kaka Jaeb with Park Ji Yeon and Park Hwayoung a.k.a my eonniand mr. baekyeol a.k.a my aquintancelets read it...
Title : We are best Friend.. but Why?
Co Author : Whiekyuyeonhaeri (Dewi Farihatus Sholihah)
Main Cast : Park Jiyeon (T-ara)
Ryu Hwayoung (ex – T-ara)
Im Jaebum a.k.a JB (JJ Project)
Byun Baekhyun (EXO)
And others…
Rating : PG 15-17
Length : One Shoot
Genre : Romance, AU
Disclaimer : annyeong reader!! Akhirnya aku bisa update juga setelah mendapat desakan dari semua orang termasuk keluarga aku, akhirnya ff ini terlahir juga. Semua plot,dan ide cerita adalah pure hasil pikiranku. DILARANG COPAS ff ini TANPA SEPENGETAHUANKU ya…
Semua cast bukan milikku. Mereka milik manajement dan Tuhan semata. (kecuali Gongchan hehehe). FF ini adalah buatanku yang kedua setelah ‘Thank You For Ever Like Me’. Gomawo udah nunggu selama ini!! Keep RCL ya… Gamsahamnida…!!!
Happy reading!!
Sebelumnya Thank You For Ever Like me
Jiyeon POV
‘ Bagiku dia wanita tercantik
Bagiku dia wanita yang menakjubkan
Bagiku dia sesuatu yang berharga
Bagiku dia sangat indah’
Aku selalu mendambakan seorang namjachingu yang akan selalu mengatakan hal itu padaku. Aku selalu mendambakan namjachingu yang selalu membanggakan aku sebagai yeojachingunya. Sejelek apapun aku.
Tapi sepertinya semua itu mustahil, ketika aku menyukai seorang namja aku akan sangat bahagia sampai-sampai rasa bahagia yang aku rasakan sulit untuk aku ungkapkan dengan kata-kata.
Jujur, dari sejak aku SMP hingga sekarang aku SMA, setiap orang yang aku sukai tidak pernah berbalik suka padaku. Apa karena wajahku tidak cantik? Aku sadar aku jelek.
Tapi aku juga ingin mencoba berpacaran seperti teman-temanku yang lain. Bisakah kau mengabulkannya Tuhan? Kali ini saja.
Tapi kenapa saat aku berharap hal tersebut kau tak pernah mengabulkannya?
Padahal aku sungguh-sungguh tulus menyukainya.
Dan kenapa Engkau malah membuat chinguku yang menjadi yeojachingunya? Bukan aku Wae?
Selalu kata-kata itu yang selalu muncul dibenakku setiap aku melihat namja yang kusuka malah berpacaran dengan salah satu sahabat dekatku.
#flashback
“Hwayoung-ah aku menyukainya!!” teriakku.
“nuguya?”tanyanya bingung
“dia…dia Im Jaebum, JB! ” kataku antusias.
“jeongmal? Wuah… chukkae Jiyeon-ah!” balasnya tak kalah antusias
“hehe gomawo. Menurutmu dia menyukaiku tidak?”tanyaku penasaran dengan pendapatnya
“mungkin iya. Coba saja kau menyapanya.” Sarannya membuatku mengangguk mengerti
“geundae (tapi) aku malu” ucapku sambil menutup wajahku malu
“ayolah… jangan kau sia-siakan kesempatanmu ini.” Hwayoung memberiku semangat membuatku semakin percaya diri
“arrayo.. tapi kau harus membantuku ne?” Hwayoungpun mengangguk setuju.
Setelah beberapa minggu aku mulai mengenal JB , kami sering sekali berbalas pesan singkat. Dan tak lupa aku selalu menceritakan perkembangan hubungan aku dan JB pada Hwayoung.
“Hwayoung-ah,, apa aku bisa menjadi yeojachingunya?” aku kembali meminta pendapat pada sahabat terdekatku itu,
“menurutku iya. Lagi pula yang sering aku lihat, dia selalu memperhatikanmu.” Ucapnya memberikan angin segar dihatiku
“jeongmal?? Kau tak berbohongkan?”
“yaa! Kau tak mempercayaiku? Lagipula untuk apa aku berbohong. It’s real Jiyeon-ah.”
“hehe.. gomawo Hwarong-ah” ucapku tulus sembari tersenyum.
Kebahagiaanku terus berlanjut sampai ketika aku mulai mengetahui bahwa JB telah memiliki yeojachingu, Aku kembali menceritakannya pada Hwayoung.
“huhuhu… Hwayoung-ah ottokhae? Wae! Naega wae!! Kanapa harus selalu begini? Huhuhu…” kataku sambil menangis tersedu-sedu.
“sudahlah Jiyeon-ah… mungkin dia memang bukan yang terbaik untukmu.” Ucap Hwayoung menenangkanku. ”uljima ne? hmm bagaimana kalau kau kutraktir eskrim?” lanjutnya.
“baiklah” ucapku sedikit tersenyum. Hwayoung memang tahu makanan kesukaanku, cara menghiburku, dan sebagainya.
Dia memang seorang chingu yang baik.
2 minggu berlalu, aku dan JB masih sering bertukar pesan singkat.
Aku mulai kembali menyukainya. Dan kali ini dia mengatakan suatu hal yang membuatku sangat bahagia dalam pesan singkat kami.
From : JB
To : Jiyeon
‘Jiyeon-ah aku sedang sedih..’
From : Jiyeon
To : JB
‘waeyo? Apa kau bertengkar dengan yeojachingumu?’
From : JB
To : Jiyeon
‘Anhi.. aku sudah putus dengannya.’
From : Jiyeon
To : JB
‘Jeongmalyo? Kenapa bisa begitu ‘
Aku menambahkan tanda sedih dalam pesanku, padahal hatiku begitu bersorak, mendengar pesannya
‘wuah… ini hari keberuntunganku’ pikirku dalam hati.
From : JB
To : Jiyeon
‘ne… dia benar-benar yeoja yang egois. Dia selalu ingin dimengerti. Tapi dia tak pernah mengerti aku.’
From : Jiyeon
To : JB
‘Aigoo… jangan sedih begitu, bukankah yeoja masih banyak didunia ini (termasuk aku ucapku dalam hati), jadi jangan bersedih seperti itu Ayo Semangat Fighting!! …’
From : JB
To : Jiyeon
‘ehmm… Gomawo Jiyeon-ah, bicara denganmu begitu membuatku tenang Jeongmal gamsahae… ‘
Setelah melihat pesan terakhir yang JB kirim padaku aku menjerit kegirangan dan mulai tertidur dengan senyum mengambang diwajahku sapanjang malam.
Seperti biasa esoknya aku kembali menceritakan semuanya pada Sahabatku.
Tapi anehnya, akhir-akhir ini Hwayoung terlihat sangat semangat apabila aku bercerita mengenai JB.
Aku juga tahu kalau Hwayoung dan JB juga sering saling memberi pesan singkat. Banyak pikiran negative yang muncul di benakku ‘apa Hwayoung juga menyukai Jb? Atau jangan-jangan mereka sudah berpacaran?’
Tapi aku berusaha membunuh pikiran bodoh itu dan terus berpikiran positif, ‘mungkin Hwayoung juga ingin menyelidiki apa JB juga menyukaiku? Ne,, pasti begitu. Dia kan memang sahabat terbaikku’ pikirku.
Hingga suatu hari aku bertengkar hebat dengan Hwayoung karena aku tak sengaja melihat pesan singkatnya dan JB yang terdengar sedikit mesra,
aku terus mencecarnya dengan berbagai pertanyaan agar dia mengaku tapi bukan jawaban yang kudapatkan tetapi malah elakan yang kudapatkan membuat darah diotakku semakin mendidih.
Entahlah mengapa aku begitu berapi-api ingin agar Hwayoung segera mengaku padaku padahal aku hanya melihat pesan itu sekilas dan aku juga sering menggoda teman sekelas namjaku juga dengan pesan seperti itu,
tapi entahlah apa karena instingku yang kini berjalan dan mengendus gelagat berbeda pada mereka berdua, gelagat yang menunjukan bahwa JB sepertinya menyukai Hwayoung.
Aku tidak tahu apa maksud Hwayoung. Dia selalu mengatakan padaku bahwa dia tak menyukai JB, tapi akhir-akhir ini dia selalu membahas tentang JB yang selalu perhatian padanya.
jujur kuakui, aku iri sekaligus cemburu padanya karena JB belum pernah begitu perhatian padaku. Tapi kenapa harus Hwayoung?
Dan Hingga satu hari, ketika Hwayoung mengajak JB bicara berdua di taman sekolah.
‘Ya Tuhan aku berharap Hwayoung tidak membawa-bawa namaku ketika sedang bicara dengan JB.’ Itulah doa yang terlontar dari mulutku. Dan ternyata hal yang paling kutakutkan pun tiba.
Drrrt… drrrrt
Handphoneku bergetar menandakan ada pesan masuk. Saat aku lihat pesan dari siapa, ternyata pesan dari JB. Sebelum membuka pesannya, jantungku berdegup kencang.
From : JB
To : Jiyeon
‘apa benar kau menyukaiku?’
Aku tak membalas pesannya. Lalu ada pesan lagi darinya
From : JB
To : Jiyeon
‘balas pesanku!’
Lalu aku membalasnya
From : Jiyeon
To : JB
‘ne aku menyukaimu. Apa kau puas! Tapi aku tak berharap kau membalas rasa sukaku padamu. Aku hanya ingin mengungkapkan saja’
From : JB
To : Jiyeon
‘terima kasih kau sudah menyukaiku. Tapi aku tak ingin merusak persahabatanmu dengan Hwayoung. Mianhae… sebagai gantinya, aku akan menjauh darimu dan Hwayoung.’
Aku sungguh kaget melihat pesan yang dia berikan untukku.
Oh Tuhan… aku benar-benar lemas… usahaku semua hancur. Aku tak punya kesempatan lagi .
Dari sana, aku tak pernah bertegur sapa lagi dengannya. Meskipun hubunganku dan Hwayoung sudah kembali akur.
“Jiyeon-ah, JB memberiku pesan. Apa dia juga memberi pesan padamu?” Tanya Hwayoung saat kami sedang menunggu pesanan makan siang kami di kantin.
DEG!!!
“hmm ani. Memangnya dia memberi pesan apa padamu?” tanyaku penasaran
“dia memberiku pesan kata-kata romantis.” Katanya dengan senyum yang merekah.
“oh” jawabku singkat.
‘kenapa dia mengatakan hal itu padaku? Apa dia ingin membuatku iri? Huh menyebalkan!!’ rutukku dalam hati
Lalu aku meninggalkan Hwayoung sendirian disana dan pergi setelah membayar makan siangku yang belum tersaji.
‘Ya Tuhan aku berharap aku dapat kuat menghadapi ini semua. Dan aku mohon JAUHKANLAH HWAYOUNG DARIKU KUMOHON!!
Jujur aku rela bila JB menjadi namjachingu Hwayoung tapi jauhkanlah Hwayoung dariku.’ Itu adalah doaku pada Tuhan.
1 bulan 28 hari, aku sudah mulai dapat melupakan JB. Tapi kenapa kini kau muncul lagi dikehidupanku?
Drrrt…drrrt
Aku melihat layar handphoneku yang bergetar. Ternyata pesan dari no baru. Jujur saja setelah kejadian itu, aku menghapus nomor ponsel JB.
From : 07xxxxxxTo : Jiyeon‘apa kabar?’
From : JiyeonTo : 07xxxxxx‘nugu?’
From : 07xxxxxxTo : Jiyeon‘aku JB. Apa Kau menghapus nomor ponselku? Waeyo?’Aku menarik nafasku panjang sebelum aku membalas pesannya. Kini Lukaku yang dulu sudah tertutup sedikit demi sedikit mulai terbuka kembali.
From : JiyeonTo : JB‘ne.. aku menghapus nomormu. Jadi ada urusan apa kau kembali menghubungiku? Bukankah kau berjanji akan menjauhiku?’
From : JBTo : Jiyeon‘aku tahu aku salah. Aku mohon maafkan aku,dan maaf karena aku menyukai Hwayoung. Mianhae. Jeongmal mianhae.’
SAKIT!!!
Itulah kata yang pas untukku sekarang.
Aku muak dengan permintaan maaf darinya dan Hwayoung.
AKU BENCI MEREKA BERDUA!!!!
From : Jiyeon
To : JB
‘sudahlah jangan meminta maaf lagi padaku.aku sudah muak dengan kata MAAF. Apalagi kata itu terucap dari mulutmu dan Hwayoung.
Sudahlah kini kau hapus saja nomor ponselku, aku juga akan menghapus nomor ponselmu. Anggap saja kau tak pernah kenal denganku ARRACHI!!’
Aku kembali menangis sendirian dikamar.
Entah kenapa aku sangat cengeng sekarang. Aku memang sering mengalami kejadian seperti ini.
TEMAN MAKAN TEMAN.
Tapi entah kenapa untuk kali ini aku merasa sangat sakit hati. Ottokhae umma, appa… appo neomu appo.
Hati ini benar-benar sakit.
Keesokan paginya, aku datang kesekolah dengan muka kusut dan mata bengkak. Aku sengaja datang pagi dan tempat pertama yang aku tuju adalah atap.
Disinilah tempatku dan Hwayoung biasa menenangkan diri. Kami saling cerita disini, kami merayakan ulang tahun kami disini, dan semuanya kami lakukan disini bersama.
“Jiyeon-ah selamat pagi. Tumben kau datang lebih pagi dariku. Oh iya aku mencarimu dari tadi. Ternyata kau disini. Oh iya kau kenapa? Kenapa matamu? Dan kenapa mukamu kusut begitu?” ucap Hwayoung panjang lebar.
“…” tak ada jawaban dariku. Aku benar-benar tidak memiliki tenaga untuk menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh Hwayoung padaku.
“ya!! Jawab aku. Wae geurae?”
“aku menyesal pernah menangis padamu. Aku menyesal pernah bercerita padamu. Aku menyesal pernah mengenalmu. Bukankah kita sahabat? Tapi kenapa?” Jawabku pelan sambil menahan tangis.
“mwo?” tanyanya entah pura-pura tidak tahu atau sungguh tidak tahu.
“aku menyesal kenapa aku dulu harus menangis padamu. Kini nyatanya sekarang kaulah yang selalu membuatku menangis setiap malam.
Aku menyesal pernah bercerita padamu mengenai JB karena malah kau yang bersama dengannya, dan yang pasti aku menyesal karena pernah mengenalmu.” Kataku panjang lebar dengan suara yang masih pelan dan menahan tangis.
“maksudmu? Mianhae. Ini memang salahku. Dan… emm… kemarin malam JB menyatakan perasaannya padaku. Menurutmu aku harus bagaimana?” tanyanya dengan wajah polos sekaligus bodohnya.
‘sialan!!! Dia berani sekali mengatakan hal itu padaku’ jeritku dalam hati
“terima saja! Bukankah kau juga menyukainya, jadi berhentilah berpura-pura tidak tahu dan mengasihani diriku.
We are bestfriend. But why you do this to me?!” Ucapku sedikit emosi dan menaikan volume suaraku.
“nan mianhae..jinjja mianhae, apa… jika aku menerimanya kau tidak apa-apa?” tanyanya khawatir dan menyesal.
“untuk apa kau memikirkanku? Lagipula aku tidak penting.” Balasku dingin sedingin air di sungai Han saat musim dingin,
“tapi…”
“apa kau sudah selesai bicara? Aku pergi kekelas duluan.” Belum selesai dia bicara aku memotong ucapannya dan segera berjalan menjauh darinya.
Aku meninggalkannya sendirian di atap.
Kini mulailah air mata jatuh dipipiku satu persatu dan akhirnya menderas hingga membentuk sungai dipipiku.
aku menangis dikoridor sekolah yang sepi. Tidak ada yang peduli padaku.
Dan aku bertekad dalam hati, aku akan menjauhi mereka berdua bagaimanapun caranya.
1 bulan kemudian, Hwayoung mengatakan bahwa dia sudah putus dengan JB dan berkata panjang lebar bahwa ia sebenarnya tidak benar-benar menyukai Jb dan lain sebagainya, terus memohon agar aku bisa memaafkannya dan karena aku memang terlalu baik dan kasihan akhirnya kumaaf kan dia.
Tapi tentunya aku tak percaya begitu saja.
kenapa juga harus menunggu satu bulan jika dia memang tidak ada apa-apa dan ingin kembali berteman denganku?
Kenapa juga tidak mereka putus pada hari itu juga atau Hwayoung tidak menerima pernyataan cinta JB?
Ah mereka adalah actor berbakat yang hanya bisa membual dan hanya sampah yang bisa mereka ucapkan dari bibir mereka.
Meskipun aku tak percaya tapi sedikitnya ada rasa lega dalam diriku dan mulai membuka hatiku padanya lagi.
Instingku selalu benar dan instingku bilang, mereka belum putus. Dan setelah beberapa hari aku mencari tahu tentang hubungan mereka, ternyata benar mereka tidak pernah putus.
Benarkan? sekali pembual tetap pembual.
Dari situ mulailah aku tidak pernah percaya pada Hwayoung lagi.
Aku berhasil menjauh darinya. Kini aku memperbaiki diriku sendiri dari awal. Walaupun aku belum dapat melupakan kejadian itu. HINGGA SEKARANG.
#Flash back off
Aku selalu menangis mengingat masa itu.
Disana aku belajar bahwa Sahabat atau orang yang paling kupercaya ternyata adalah orang yang paling sering menyakitiku dan musuh paling berat bagiku.
Tapi terima kasih Tuhan karena Kau memberikan cobaan seperti itu padaku. Karena dengan cobaan tersebut, aku menjadi belajar bahwa dari kehilangan kita akan belajar untuk lebih bersabar,
dari kesabaran kita bisa belajar rela, dan dari kerelaan kita mendapat sebuah hikmah.
Karena hal itu pula aku mulai lebih sering mengatakan semua masalahku pada Umma, Appa, dan unnieku yang baik sekaligus cerewet Eunjung,, kini merekalah yang selalu menjadi sasaran curhatku dan penyemangat hidupku.
Terima kasih Tuhan karena Kau pernah memberikan cobaan seperti itu.
Dan satu lagi terima kasih juga kau sudah memberikanku kado yang paling terindah. Yaitu namjachingu sebaik, setampan, dan seperhatian Baekhyun ia juga salah satu penyemangat hidupku selain keluargaku.
Byun Baekhyun. Dia adalah manjachinguku. Aku bertemu dengannya 1 tahun setelah kejadian itu. Mungkin inilah imbalan yang Tuhan berikan untukku.
‘ Bagiku dia wanita tercantik
Bagiku dia wanita yang menakjubkan
Bagiku dia sesuatu yang berharga
Bagiku dia sangat indah’
Itulah yang ia katakan pada teman-temannya tentangku. Dia tidak pernah malu mengenalkan aku pada teman-temannya. Dan aku sangat mencintai Baekhyun.
‘Saranghae Chagi’.
FIN
ini ff kedua aku,, Mian kalo ada salah kata atau penempatan titik koma yang gak bener maklum aku masih belajar.. hehehe ^^
Gamsahamnida
credit : http://parkjiyeonfanfiction.wordpress.com
http://whiekyuyeonhaeri.wordpress.com/