Hihoo, Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh for muslim, and Hi for you, all ~
What date is it ?
woww, lama banget ya aku gak posting di blog ini ;(
Kangen bangettt nulis di sini, entahlah.. jangan-jangan aku bakalan lupa dengan editing, css code, site color, and then so on. Semoga tidak :)
Yee, seperti yang kalian tau, duniaku sudah mulai berbeda ( hoho lby)
Maksudku, sekarang aku anak kost-an. Gak ada wifi, aku gak mau terlalu mengorbankan kuota data. You know lah, hemat adalah prinsip anak kost. Aku hanya akan menggunakan kouta untuk sesuatu yang memang penting (banget).
Jangan tanya alasan lainnya, yaa. Pokoknya mulai sibuk, lah, karena sekarang my daily activity as a medstud. Yang jelas, aku juga gak bakalan melupakan hiburan dan rehat, wkkk. Jangan khawatir (siapa juga yg khawatir ?).
***
Yaa, sekarang kita masuk ke inti postingan.
Nah, kali ini kita belajar sedikit, yaa.. mau recall study fisiologi bentar nih. Kemarin pas study, aku buat rangkuman singkatnya, dan kebetulan tadi lagi benah-benah folder di laptop, dann yapp aku menemukan materi ini.
REGULASI PERNAFASAN
Respirasi merupaka suatu
proses ritmik karena inspirasi dan ekspirasi terjadi bergantian
dengan irama yang
teratur, hal ini karena kontraksi
otot pernafasan yang berelaksasi dan
berkontraksi secara
bergantian.
Ada beberapa hal yang
perlu diatur dalam system respirasi agar tidak terjadi kekacauan
hal itu meliputi :
1. Irama inspirasi dan
ekspirasi
2. Pengaturan frekuensi
dan kedalaman pernapasa
3. Factor yang
memodifikasi pernafsan untuk fungsi lain
Pengandalian
ketiga hal diatas dilakukan
oleh beberapa mekanisme, yaitu
saraf,
kemoresptor dan
mekanisme non kemoreseptor
A. Pengendalian
Respirasi oleh saraf
1. Korteks serebri
Ini merupakan
pengendalian voluntary , kita dapat mengatur kapan saatnya bicara,
menelan makanan dan
bernapas tanpa terjadi kekacauan.
2. Medulla oblongata
Badan saraf dari neuron
– neuron yang mengatur kerja otot pernapasan terdapat
pada medulla oblongata.
Di medulla oblongata terdapat dua kelompok besar
badan saraf,yaitu
Ø Kelompok
repiratorik dorsal
Kelompok ini merupan
neuron inspiratorik, neuron desendennya bekerja
pada otot – oto
inspirasi. Fungsinya adalah memulai proses inspirasi, saat
neuron ini mencetuskan
impuls maka terjadilah inspirasi, jika neuron ini
tidak mencetuskan impuls
maka terjadilah ekspirasi
Ø Kelompok
repiratorik ventral
Merupakan
kelompok dari neuron
ekspiratori dan neuron inspiratorik.
Neuron ini tidak aktif
salam keadaan repirasi normal, neuron ini bekerja
saat
terjadi ekspirasi paksa dan
saat adanya peningkatan kebutuhan
sehingga dibituhkan
peningkatan ventilasi
3. Pons
Pengaturan yang
dilakukan oleh pons merupakan pengaturan halus. Badan saraf
pada pons terbagi
menjadi dua, yakni
Ø Pneumotaksi,
berfungsi untuk membatasi
durasi inspirasi. Tanpa
pengaturan saraf ii kita
akan menarik nafas terlalu dalam dan ekspirasi
dengan cepat dan
mendadak
Ø Apnustik, berfungsi
untuk mencetuskan impuls ekspirasi, membawa impuls
inspirasi menuju ambang
potensial. Jika ada gangguan pada saraf ini akan
terjadi suatu gangguan
‘lupa bernafas’
B. Pengendalian
Respirasi melalui mekanisme Kemoreseptror
Banyak faktor yang mempengaruhi
laju dan kedalaman pernapasan yang sudah diset oleh
pusat pernapasan, yaitu
adanya perubahan kadar oksigen, karbon dioksida dan ion
hidrogen dalam darah
arteri. Perubahan tersebut menimbulkan perubahan kimia dan
menimbulkan respon dari
sensor yang disebut kemoreseptor.
Ada 2 jenis
kemoreseptor, yaitu kemoreseptor pusat yang berada di medulla dan
kemoreseptor perifer yang berada di badan aorta dan karotid pada sistem arteri.
Ø Kemoreseptor
pusat, dirangsang oleh peningkatan kadar karbon dioksida dalam
darah arteri, cairan
serebrospinal peningkatan ion hidrogen dengan merespon
peningkatan frekuensi
dan kedalaman pernapasan.
Ø Kemoreseptor
perifer, reseptor kimia ini peka terhadap perubahan konsentrasi
oksigen, karbon dioksida
dan ion hidrogen. Misalnya adanya penurunan oksigen,
peningkatan karbon
dioksida dan peningkatan ion hidrogen maka pernapasan
menjadi meningkat.
C. Pengaturan
Oleh Mekanisme Non Kimiawi
Beberapa faktor non
kimiawi yang mempengaruhi pengatuan pernapasan di antaranya :
pengaruh baroreseptor,
peningkatan suhu tubuh, hormon epineprin, refleks hering-breuer.
Ø Baroreseptor,
berada pada sinus kortikus, arkus aorta atrium, ventrikel dan
pembuluh darah besar.
Baroreseptor berespon terhadap perubahan tekanan darah.
Peningkatan tekanan
darah arteri akan menghambat respirasi, menurunnya
tekanan darah arteri
dibawah tekanan arteri rata-rata akan menstimulasi
pernapasan.
Ø Peningkatan suhu
tubuh, misalnya karena demam atau olahraga maka secara
otomatis tubuh akan
mengeluarkan kelebihan panas tubuh dengan cara
meningkatkan ventilasi.
Ø Hormon
epinephrin, peningkatan hormon epinephrin akan meningkatkan
rangsangan simpatis yang
juga akan merangsang pusat respirasi untuk
meningkatkan ventilasi.
Ø Refleks
hering-breuer, yaitu refleks hambatan inspirasi dan ekspirasi. Pada saat
inspirasi mencapai batas
tertentu terjadi stimulasi pada reseptor regangan dalam
otot polos paru untuk
menghambat aktifitas neuron inspirasi. Dengan demikian
refleks ini mencegah
terjadinya overinflasi paru-paru saat aktifitas berat.
Okayy, sekarang sesi
Anatomi dikit, ye..
OTOT-OTOT
INSPIRASI & EKSPIRASI.
OTOT INSPIRASI :
1. M. STERNOCLEIDOMASTOIDEUS.
2. M. SERRATUS ANTERIOR
3. M. SCALENUS.
4. M. INTERCOSTALIS EKSTERNUS.
5. M. LEVATOR SCAPULAE.
OTOT
EKSPIRASI
1. M. RECTUS ABDOMINIS.
2. M. INTERCOSTALIS INTERNUS.
3. OTOT-OTOT DINDING PERUT.
INSPIRASI
Ketika inspirasi,
terjadi kontraksi dari otot-otot insiprasi (muskulus interkostalis
eksternus dan diafragma)sehingga terjadi elevasi dari tulang-tulang costae dan
menyebabkan peningkatan volume cavum thorax (rongga dada).
Secara bersamaan
paru-paru juga akan ikut mengembang sehingga tekanan intra pulmonal menurun dan
udara terhirup ke dalam paru-paru.
Setelah inspirasi normal
biasanya masih bisa menghirup udara dalam-dalam (menarik nafas dalam), hal ini
dimungkinkan karena kerja dari otot-otot tambahan inspirasi yaitu muskulus
sternokleidomastoideus dan muskulus skalenus.
EKSPIRASI
Ekspirasi merupakan
proses yang pasif dimana setelah terjadi pengembangan cavum thorax akibat kerja
otot-otot inspirasi maka setelah otot-otot tersebut relaksasi maka terjadilah
ekspirasi. Tetapi setelah ekspirasi normal, kitapun masih bisa menghembuskan
nafas dalam-dalam karena adanya kerja dari otot-otot ekspirasi yaitu muskulus
interkostalis internus dan muskulus abdominis.
Next, apa sih faktor-faktor yang mempengaruhi
pernafasan ?
Jadi, untuk faktornya
sendiri itu cukup banyak, aku akan coba pointkan. Dan ternyata ada 8 point,
dikit aja yaa? Tapi... (banyak anaknya, haha)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pernafasan :
1. Faktor Fisiologi
- Menurunnya kapasitas
pengikatan O2 seperti pada anemia
- Menurunnya konsentrasi
O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas bagian atas.
- Hipovolemia sehingga
tekanan darah menurun mengakibatkan transpor O2 terganggu.
- Meningkatnya
metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka dan lain-lain.
- Kondisi yang
mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti kehamilan, obesitas, muskulus
skeleton yang abnormal, penyakit kronik seperti TBC paru.
2. Faktor Perkembangan
- Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya pembentukan
surfactan
- Bayi dan toddler : adanya risiko infeksi saluran
pernapasan akut
- Anak usia sekolah dan remaja : resiko infeksi saluran
pernapasan dan merokok
- Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat,
kurang aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
- Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.
3. Faktor Perilaku
- Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan
penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan arteriosklerosis.
- Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
- Merokok : nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh
darah perifer dan koroner.
- Substance abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan
intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol
menyebabkan depresi pusat pernapasan.
- Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkatkan.
4. Faktor Lingkungan
- Tempat kerja
- Suhu lingkungan
- Ketinggian tempat dari permukaan laut
5. Faktor Emosi
Percepatan frekuensi
nadi merupakan suatu reaksi tubuh terhadap emosi seperti takut, cemas dan
marah. Menerangkan bahwa kerja jantung dipengaruhi oleh impuls dari pusat yang
lebih tinggi di otak dengan jalan hypotalamus yang menstimulasi pusat cardiac
(Penghambat dan pemacu jantung) di medulla otak. Jaringan penggerak pusat
tersebut membawa impuls ke para sympatis nerves dan sympatis yang kemudian
mengirim impuls ke jantung.
6. Faktor Kesehatan
Pada orang sehat, sistem
cardio vaskuler sering mempengaruhi distribusi oksigen dalam sel tubuh.
Penyakit sistem pernafasan dapat menyebabkan hypoxemia, karena hemoglobin
membawa oksigen dan karbondioksida.
7. Faktor Latihan
Latihan fisik atau
aktifitas meningkatnya pernafasan dan kebutuhan oksigen dalam tubuh. Mekanisme
yang mendasarinya tidak banyak diketahui. Walaupun demikian hal ini menerangkan
bahwa beberapa faktor yang terlibat didalamnya antara lain kimiawi, neural dan
perubahan.
8. Faktor Gaya hidup
Penting untuk mengkaji
gaya hidup seseorang khususnya kebutuhan oksigen. Data menunjukkan bahwa
merokok dan penghisapan udara berpolusi dapat memberikan indikasi atau gambaran
keadaan paru seseorang.
Perubahan-perubahan
fungsi jantung yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi :
- Gangguan konduksi sepeti disritmia
(takikardia/bradikardia)
- Perubahan cardiac output. Menurunnya cardiac output
seperti pada pasien decom menimbulkan hipoksia jaringan.
- Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis,
obstruksi, regurgitasi darah yang mengakibatkan ventrikel bekerja lebih
keras
- Myocardial iskhemia infark mengakibatkan kekurangan
pasokan darah dari arteri koroner ke miokardium.
Nah, kita masuk ke
kelainannya, ya. Sebenarnya bukan kelainan yang klinis gitu, lho, tapi lebih ke
sesatu yang berbeda dari keadaan normal dengan kata lain terjadi perubahan
dalam fungsi pernafasan yang normal, seperti adanya hiperventilasi,
hipoventilasi, hipoksia, and so on.
1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh
dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernapasan lebih cepat dan
dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena :
- Kecemasan
- Infeksi/sepsis
- Keracunan obat-obatan
- Ketidakseimbangan asam
basa
Tanda-tanda dan gejala
hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest pain),
menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinitus.
2. Hipoventilasi
Hipoventilasi terjadi
ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau
untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis
(kolaps paru).
Tanda-tanda dan gejala
pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran,
disorientasi, kardiakdisritmia, ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan
kardiak arrest
3. Hipoksia
Tidak adekuatnya
pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau
meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh
:
- Menurunnya haemoglobin
- Berkurangnya
konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung
- Ketidakmampuan
jaringan mengikat O2 seperti pada keracunan sianida
- Menurunnya difusi O2
dari alveoli ke dalam darah seperti pada pnemonia
- Menurunnya perfusi
jaringan seperti pada syok
- Kerusakan/gangguan
ventilasi
Tanda-tanda hipoksia
antaralain : kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi
meningkat, pernapsan cepat dan dalam, sianosis, sesak napas dan clubbing.
Yup, just it for
tonight. Lumayan yaa rangkumannya. Rangkuman apa ini ???
Terima kasih, jika
kalian baca sampai habis dan tidak diskip.
Terakhir, semoga ilmunya
masuk ke memori dan berfaedah :)
See you on next
postingan. Haha, doakan biar bisa posting yang baru lagi. Doakan agar manajemen
waktuku lebih baik lagi, yoo. Aamiin Yaa Rabb.
Guud night.
Wassalamu'alaykum
warahmatullah wabarakatuh.